Tuesday, November 30, 2010

"Ngapain ke Madura?"




"Ngapain ke Madura? Ada apa disana?"
Selalu itu yang ditanyakan beberapa teman tiap kali saya bilang mau jalan ke Madura.
"Loh memangnya kenapa? ada yg salah dengan Madura?"

Rupanya image orang2 Madura yg kasar dan tidak berpendidikan (maaf) masih sangat melekat di sebagian besar benak teman2 saya.
Kenyataannya yg saya temui tidak demikian. Mereka sangat ramah, sopan dan kebaikannya murni tulus tidak dibuat-buat.

Karena kebaikan sebuah keluarga di Pamekasan saat menjelang nonton Karapan Sapi, Ruth yg cidera mata kakinya bisa diurut sampai bengkaknya memudar, dan kamipun dijamu dengan penganan-penganan khas Madura.
Pun setiap orang yg kami tanyakan sangat santun menjawab setiap pertanyaan kami.

Sayang, waktu Sabtu-Minggu tidak cukup untuk meng-explore seluruh sudut Madura. Tak sempat mengunjungi Tambak Garam Kalianget dan melihat ke-khasan Pohon Cemara Udang di salah satu pantai tersohor di Madura...

Meski begitu, pengalaman ini luarbiasa menakjubkan....

Sunday, November 21, 2010

Feel the love in the air?

This is a poem, but I'm no poet.



My happiness is built on sand.
It is easily swept away by wave and drowned, but to build it again and again need no hardwork.

My love is made of marmelade jam, sweet-sour-bitter taste it is, not a fancy of every child.

My heart is solid rock, strong and powerful yet expensive.

But my life is merely mine, for The Lord has the whole me......

(a poem I wrote in the middle of the night, Nov 20, 2010)

Shasa Sigit